Plasenta atau ari-ari merupakan sebuah organ yang sangat luar biasa, dan hanya sedikit ibu yang pernah melihatnya. Mereka tahu keberadaannya namun hanya sebagian kecil yang menanyakan atau memperhatikan kumpulan jaringan pendukung utama kehidupan bayi di dalam rahim. Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus, berbentuk mirip gumpalan hati mentah.
Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta.
Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar. Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm (8 inci) tebal bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa (Baca: Placenta previa).
Tugas-tugas plasenta
Plasenta memiliki empat fungsi :
- Berfungsi mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu pada janin.
- Membawa karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin kembali ke darah ibu.
- Membentuk penahanan untuk infeksi dan obat-obatan tertentu. Tapi virus rubella dan aspirin dosis tinggi dapat menembus pertahanan plasenta. Antibodi dari darah ibu
juga dapat menembus plasenta dan memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu sesaat setelah persalinan.
- Mengeluarkan hormon, terutama human chorionic gonadotrophin (HCG), progesteron dan oestrogen (Baca: Hormon-hormon kehamilan).
Semuanya penting untuk kelangsungan hidup dinding rahim, pertumbuhan rahim dan payudara.
Tali Pusar
Tali pusar tampak mengkilap dan berwarna kebiru-biruan, didalamnya terlihat pembuluh darah yang dilindungi dan didukungnya. Vena tali pusar yang besar bertugas membawa darah berisi gizi dan oksigen dari plasenta, serta dua arteri tali pusar yang melingkari vena membawa darah yang sudah ter-deoksidasi serta sisa-sisa dari etus menuju plasenta. Semuanya dikelilingi bahan seperti jeli yang disebut Wharton jelly.
Tali pusar mulai memuntir dengan sendirinya, dan saat persalinan sudah terdapat sekitar 40 lingkaran. Bukan hal aneh pula bila tali pusar membelit bayi. Tali pusar akan tetap kaku, akibat aliran darah didalamnya. Panjangnya rata-rata 50cm, meskipun sebenarnya bervariasi antara 200cm hingga 7,5 cm. Ketebalannya sekitar 12mm, namun tidak merata karena adanya benjolan kecil yang disebut false knot. Hal itu mungkin karena tidak samanya pembuluh darah atau meningkatnya gumpalan wharton jelly.
True knot juga bisa terjadi akibat gerakan fetus namun selama tidak tertarik terlalu kuat tak akan ada efek pada sirkulasinya. Tali pusar terlalu pendek dapat menyulitkan kelahiran seorang bayi, sebaliknya, jika terlalu panjang dapat jatuh” ke ruang vagina mendahului kepala bayi. Tali yang panjang cenderung melilit tubuh bayi, tapi bahaya akan timbul bila lilitannya terlalu kencang. Begitu kepalanya keluar, leher bayi umumnya diperiksa untuk meyakinkan bahwa tali pusar tidak membelitnya. Jika terjadi demikian, maka tali pusat akan diurai melalui kepalanya atau dijepit dan dipotong. Meskipun USG sulit mendeteksi tali pusar, namun posisi plasenta lebih mudah dilihat dan bila perlu dilakukan operasi caesar.